Segitiga Exposure Dalam Fotografi


Jadi, bagaimana cara mengetahui exposure yang tepat?

Setelah mengaktifkan metering kamera dengan menekan setengah shutter release, kamera akan menyarankan exposure berdasarkan pada kecerahan area yang diukur. Ini biasanya disebut dalam urutan nilai shutter speed pada aperture dan ISO yang diberikan, misalnya 1/60 detik pada f/8 dan ISO 200.

Pada modus Automatic dan Scene kamera, pengguna hanya perlu membidik saja. Modus exposure semi otomatis, yaitu Aperture Priority, Shutter Priority dan Program, memberi kendali lebih leluasa atas bagaimana anda mengekspos foto, masing-masing dengan cara berbeda, sementara modus Manual menyediakan tanggung jawab penuh atas aperture, shutter speed, dan ISO.

Meski mungkin ada expsoure yang lebih disukai, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencapainya. Yang penting adalah keseimbangan. Jika anda menaikkan salah satu dari ketiga pengaturan yang mengendalikan exposure (aperture, shutter speed atau ISO) maka salah satu atau kedua pengaturan lainnya harus diturunkan sama banyaknya untuk mempertahankan tingkat exposure yang sama.

Misalnya, exposure 1/25 detik pada f/16 ISO 100 setara dengan exposure 1/400 detik pada f/2.8 ISO 100. Karena shutter speed dikurangi 4 stop (1/25 – 1/50 – 1/100 – 1/200 – 1/400), yang menandakan lebih sedikit cahaya yang ditangkap, aperture harus dinaikkan sebesar 4 stop (f/16 – f/11 – f/8 – f/5.6 – f/2.8) untuk memasukkan lebih banyak cahaya, agar foto tidak menjadi 4 stop lebih gelap.

Kombinasi mana yang anda pilih akan tergantung pada tampilan yang ingin dicapai. Apakah anda menginginkan depth of field besar atau depth of field sempit? Apakah anda ingin objek bergerak atau setajam silet, atau memiliki motion blur. Banyak sekali yang perlu dipertimbangkan sebelum merekam foto. Jangan panik! Kalau anda memilih untuk merekam dalam satu modus semi otomatis, kamera memilihkan sebagian besar pengaturan untuk anda. Setelah menentukan aperture pada modus Aperture Priority, mislanya, shutter speed akan ditentukan secara otomatis. Kalau anda memutuskan untuk mengubah aperture, kamera akan menyesuaikan shutter speed untuk mempertahankan exposure yang sama.

Demikian juga dengan modus Shutter Priority. Anda akan menentukan shutter speed, dan kamera akan menyesuaikannya dengan aperture yang layak. Bahkan, anda bisa menggunakan opsi auto ISO untuk membiarkan kamera menangani pilihan sensitivitas tersebut. Dalam modus Progam, anda bisa mengubah kombinasi aperture dan shutter speed dengan memutar tombol putar kontrol. Tentu saja, semua pengaturan kamera ini mengandalkan pada kamera dalam mencapai pembacaan exposure yang optimal.

Hal yang penting dalam kamera digital adalah bagaimana anda memahami tentang exposure. Anda dapat merekam foto dalam berbagai modus exposure yang anda sukai baik Auto maupun Manual. Anda juga dapat memotret dengan modus semi otomatis seperti Aperture Priority dan Shutter Priority yang memungkinkan anda untuk memilih pengaturan satu atau dua dari elemen segitiga exposure dan sisanya kamera anda yang menentukan.

ISO

Secara teknis dasar fotografi untuk pemula apabila keadan cahaya kurang intensitasnya maka yang perlu dilakukan adalah menaikkan ISO hingga hingga foto yang dihasilkan mencapai titik keseimbangan. Sebaliknya apabila intensitas cahaya cukup terang maka yang perlu dilakukan adalah menurunkan ISO ke titik yang lebih rendah. Ada efek pada saat anda menaikkan angka ISO yaitu foto akan terlihat banyak noise, sehingga banyak fotografer menyukai noise yang rendah.

Aperture

Komponen selanjutnya yang akan dibahas adalah diafragma (Aperture). Aperture ini berguna untuk mengatur bukaan cahaya yang masuk mengenai sensor /film. Bila bukaan besar otomatis akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Bukaan aperture besar ditandai dengan angka f/1.2, f/1.8 f/2.8 dst. (lihat sendiri di kamera anda ya) semakin kecil angkanya berarti semakin besar bukaan aperturenya begitu pula sebaliknya.

Aperture atau bukaan lensa saat tombol shutter ditekan. Bukaan diafragma lebar (f/2) sedang (f/8), dan sempit (f/22).

Lalu apa hubungannya dengan Depth of Field atau dalam bahasa Indonesia ruang tajam. Depth of field merupakan ukuran bidang fokus pada lensa kamera. Dengan bukaan aperture yang besar berarti mempersempit bidang fokus sebaliknya apabila bukaan aperture dipersempit maka bidang fokus akan melebar.

Ilustrasi DoF Bukaan diafragma.

Oke mari kita ambil sedikit kesimpulan ya, apabila anda ditempat yang intensitas cahayanya kurang menurut sensor kamera digital anda, maka yang perlu dilakukan adalah membuka bukaan aperture  agar foto tidak terlihat gelap. Dampaknya apa pada Dept of field? Tentunya bidang fokusnya akan menjadi sempit. Depth of field juga sangat berpengaruh pada ketajaman foto, banyak teknik fotografi yang mengandalkan dept of field agar menghasilkan foto yang benar-benar tajam.

Shutter speed

Setelah sebelumnya dibahas tentang ISO, aperture, maka selanjutnya yang perlu dibahas adalah shutter speed yang merupakan durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasi shutter speed terbuka maka semakin banyak cahaya yang masuk, sebaliknya semakin cepat durasi  shutter speed maka semakin sedikit cahaya yang masuk.

Apabila shutter speed tinggi ambil saja 1/300 maka dapat seolah-olah membekukan gerakan sedangkan bila shutter speed lambat (1/10) membuat sensor dapat menangkap gerakan lambat objek. Dampak dari shutter speed yg ditingkatkan adalah berarti semakin sedikit cahaya yang masuk dan umumnya bila foto akan terlihat lebih gelap sebaliknya semakin lama durasi shutter speed  cahaya yang masuk semakin banyak.

Salah satu teknik fotografi yang memanfaatkan shutter speed adalah long exposure. Long exposure sendiri bahkan dianggap aliran fotografi sendiri. Ada beberapa jenis foto yang memanfaatkan long exposure antara lain: night photography, light painting, water and long exposure, termasuk solargraphy.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tempat Wisata Bahari di Sulawesi Tenggara yang Paling Hits